KantorJurubicara Hizbut Tahrir Indonesia. Nomor: 147/PU/E/12/08. Jakarta, 18 Desember 2008 M. Refleksi Akhir Tahun 2008. HIZBUT TAHRIR INDONESIA. Selamatkan Indonesia Dengan Syariah – Menuju Indonesia Lebih Baik. Tahun 2008 sebentar lagi akan berakhir, dan fajar tahun 2009 segera menyongsong. Banyak peristiwa ekonomi, politik, sosial
BincangMuslimahCom – Wacana itu selalu ramai dibicarakan. Apalagi sekarang zamannya sudah modern dimana perempuan selalu ingin memiliki peran yang sama dengan laki-laki. Jender itu bahasa Indonesia. Diambil dari bahasa Inggris “Gender” yang berarti jenis kelamin. Dari berbagai macam pengertian, saya lebih setuju kalau jender diartikan sebagai
Bagikawan-kawan sesama mahasiswa terutama jurusan Teknik Informatika, Manajemen Informatika, Sistem Informasi, Teknik Komputer, Teknik Elektro maupun jurusan-jurusan lain yang pendalaman minatnya mengarah ke dunia teknologi informasi / IT kadang untuk mendapatkan ide judul skripsi yang relevan dengan jurusan minatnya tersebut mungkin
tubuhpada ayam legund dari perkawinan antara ayam legund terhadap pertumbuhan dan produksi telur. SITI MUSLIMAH WIDYASTUTI 221. 0031075704. Kode: 001001 Universitas Gadjah Mada. Status usulan: Baru di Indonesia dalam Mengelola Waqaf Produktif Uang dan Non Uang sebagai Instrumen Pembangunan Ekonomi Umat.
Jawaban Nafkah dari suami adalah untuk operasional keluarga, kebutuhan istri, anak, dan suami. Jika istri akan membeli sesuatu, tentu tergantung nilai barang. Jika nilai barang tersebut sepele, tak perlu mempertimbangkan untuk minta izin. Contoh: jajan, beli kaos kaki, piring gelas, dan lain-lain. Namun jika barang termasuk mahal dan mengambil
SelainTimy sendiri, caranya berinteraksi dengan istrinya jadi #RelationshipGoals buat saya. Mungkin karena sama-sama bekerja di start-up, obrolan mereka nyambung banget. Mereka juga satu jurusan di UI, hanya beda angkatan. Engga nyangka, mereka sudah menikah 3 tahun lho. Istrinya ini manis manja gitu.
. Ilustrasi uang. Foto Agung Pambudhy Jakarta - Minggu lalu sebuah tulisan mengenai perbedaan uang nafkah dan belanja sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Ada yang setuju kalau uang nafkah itu berbeda dengan uang belanja namun banyak pula yang berbeda pendapat. Lalu bagaimana menurut psikolog?Psikolog Liza Marielly Djaprie mengungkapkan bahwa uang adalah masalah yang sensitif. Ia tidak bisa mengatakan kalau kedua hal tersebut berbeda atau sama saja karena setiap pernikahan punya peraturan berbeda-beda. Nafkah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI artinya belanja untuk hidup atau uang pendapatan. Dalam pernikahan, nafkah biasanya diberikan suami untuk istri buat belanja entah kebutuhan rumah tangga atau hal FacebookLiza menerangkan sebenarnya ini hanya masalah permainan kata sehingga maknanya berbeda. Namun tidak bisa dipaksakan untuk setiap pernikahan karena pasangan menikah punya kebijakan sendiri dalam mengatur keuangan mereka."Itu agak sensitif ya, dalam arti pernikahan punya kebijakan masing-masing. Sebenarnya itu hanya masalah kata-kata. Masalah bisa agak rumit tergantung gimana persepsi kita. Jadi lebih bagaimana kesepakataan antara suami dan istrinya. Apakah ini mau dibedakan atau menjadi satu? Misalnya uang nafkah Rp 1 juta, nah buat uang belanja kamu Rp 1 juta. Ada lagi suami yang ngasih langsung Rp 2 juta, nih buat sehari-hari dan belanja kamu, itu tergantung kesepakatan berdua," jelas Liza saat berbincang dengan Wolipop melalui telepon, Jumat 8/9/2017. Wanita 39 tahun ini pun menyarankan untuk membicarakan soal pembagian uang ini secara matang agar tidak terjadi pertengkaran ke depannya. Jangan sampai suami sudah merasa memberikan uang nafkah dan belanja tapi istri tidak demikian. Meski terlihat sepele namun hal ini bisa membuat rumah tangga keuangan diakui Liza menjadi sumber utama dari keretakan rumah tangga. Berdasarkan kasus-kasus pernikahan yang pernah ditanganinya, masalah uang bisa menimbulkan pertengkaran hebat hingga perceraian. Maka dari itu pembagiannya harus jelas sejak awal. Liza pun mengatakan perbedaan uang nafkah dan belanja diperlukan bila salah satu atau kedua belah pihak merupakan orang yang sensitif terhadap uang. Dan penting bagi pasangan suami-istri untuk bersikap transparan satu sama lain."Ingat, itu hal yang sensitif cobalah terbuka, transparan sejujur mungkin untuk menghindari terjadinya pertengkaran. Untuk pembagian antara uang nafkah dan belanja tidak ada cara idealnya karena setiap orang punya konsep berbeda-beda. Yang sering menjadi complicated ketika konsep uang istri dan suami berbeda, kalau satu transparan dan satu tertutup agak repot. Jadi pilihannya harus ada akun bersama atau nggak, komunikasi antara suami dan istri penting," sarannya sebelum menutup perbincangan. ays/ays
Dapatkan Update berita melalui notifikasi browser Anda. Selasa, 13 Juni 2023 Muhajirin Kamis, 09 Maret 2023 - 1620 WIB Ilustrasi suami dan istri foto Jakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Al Bahjah, Prof. Yahya Zainul Ma'arif Buya Yahya, menjelaskan, nafkah merupakan kewajiban yang Allah bebankan kepada suami untuk istri. Artinya, seorang suami memiliki kewajiban mencukupi kebutuhan pribadi yang prinsip dari istri.“Urusan makannya, urusan pakaiannya, urusan tempat tinggalnya. Dalam adat kita, sesuai dengan kemampuan seorang laki-laki. Yang jelas sesuai dengan kemampuan seorang suami, bentuk kasih sayang,” ucap Buya Yahya dalam salah satu tausiahnya, dikutip Kamis 9/3/2023.Contoh kebutuhan mendasar tersebut, di antaranya makanan dan minuman, pakaian untuk menutup aurat, tempat tinggal yang layak. Jika ada biaya tambahan atau uang belanja tambahan maka itu masuk dalam kategori kebaikan suami kepada istri. Baca Juga Tak Ada Pajak dalam Islam, Buya Yahya Jika Sesuai Syariat Wajib Didukung“Jadi, nafkah itu adalah yang mencukupi kebutuhan pribadi istri dan juga kebutuhan anak-anaknya. Selebihnya, itu adalah hadiah atau kebaikan dari seorang suami, maka belanja yang diberikan itu adalah secukupnya akan jadi nafkah, selebihnya adalah kebaikan seorang suami, enggak usah dipilah-pilah,” ujar Buya Buya Yahya, jika suami memiliki kemampuan lebih dalam hal harta, maka sangat mulia memberikan uang belanja untuk menyenangkan istri. Ini termasuk dalam akhlak mulia. Menyenangkan istri sangat penting, mengingat istri mengurus banyak keperluan rumah tangga, mulai dari anak-anak sampai keperluan suami.“Kita harus membedakan antara nafkah dan uang belanja. Kehidupan akan menjadi lebih indah jika kita tidak hanya berbicara, tetapi juga mempraktikkan akhlak yang lebih baik untuk pasangan kita. Ini bukan hanya urusan yang sederhana,” tutur Buya Yahya.jqf TOPIK TERKAITbuya yahyakebutuhan rumah tanggarumah tanggasuami istriBERITA TERKAIT
Jakarta - Diriwayatkan lewat beberapa hadits saat para istri Rasulullah SAW meminta uang tambahan belanja. Para istri Rasulullah SAW menganggap nafkah yang diberikan masih ajaran Islam, suami wajib memberikan nafkah bagi istri dan juga keluarganya. Hal ini termaktub dalam Al-Qur'an surat An Nisa ayat 34ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَآ أَنفَقُوا۟ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ ۚ فَٱلصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ ۚ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا۟ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا Arab-Latin Ar-rijālu qawwāmụna 'alan-nisā`i bimā faḍḍalallāhu ba'ḍahum 'alā ba'ḍiw wa bimā anfaqụ min amwālihim, faṣ-ṣāliḥātu qānitātun ḥāfiẓātul lil-gaibi bimā ḥafiẓallāh, wallātī takhāfụna nusyụzahunna fa'iẓụhunna wahjurụhunna fil-maḍāji'i waḍribụhunn, fa in aṭa'nakum fa lā tabgụ 'alaihinna sabīlā, innallāha kāna 'aliyyang kabīrāArtinya Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka laki-laki atas sebahagian yang lain wanita, dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara mereka. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW oleh Fuad Abdurahman, suatu hari semua istri Rasulullah SAW berkumpul dan saling melontarkan keluhan. Mereka merasa tidak mendapatkan nafkah dan perhiasan yang layak. Dalam arti lain, mereka meminta nafkah lebih sebagai tambahan uang SAW yang mendengar keluhan ini kemudian memberi dua pilihan yakni bersabar hidup apa adanya dengan beliau atau hidup mewah tetapi berpisah dari beliauSebagai seorang kepala rumah tangga yang mencintai para istrinya, Rasulullah SAW merasa gundah atas keluhan ini. Sampai beliau menampilkan wajah lama setelah kejadian ini, dua sahabat Rasulullah SAW yakni Abu Bakar Ash Shiddiq dan Umar bin Khattab mendatangi rumah beliau dan mendapati wajah Rasulullah SAW yang muram. Kedua sahabat yang juga mertua Rasulullah SAW ini akhirnya mengerti bahwa kegundahan berakar dari para istrinya. Karena saat itu para istri Rasulullah SAW tengah Bakar dan Umar kemudian berusaha meredakan kegundahan Bakar berkata, "Wahai Rasulullah, seandainya aku mendapati putriku menuntut nafkah kepadamu, aku pasti akan mencekik lehernya," ujar Abu Bakar yang tak lain adalah ayah dari pun mengucapkan kata-kata yang sama berkaitan dengan putrinya, itu, dua sahabat Rasulullah SAW ini menemui putrinya masing-masing. Tanpa pikir panjang, mereka ini mencekik leher putrinya, ada riwayat yang menyebutkan memukul tengkuk, seraya menghardik,"Kamu menuntut sesuatu yang tidak sepatutnya kepada Rasulullah SAW!"Mendengar sang ayah marah, istri Rasulullah SAW ini lantas memberi jawaban, "Demi Allah, kami tidak akan menuntut sesuatu yang tidak dimiliki Rasululah SAW," jawab Aisyah dan kejadian ini, Rasulullah SAW kemudian meninggalkan istri-istrinya selama satu bulan, ada yang menyebut 29 hari dan 30 hari. Pada saat ini pula Rasulullah SAW menerima wahyu Allah lewat surat Al-Ahzab ayat 28-29Surat Al-Ahzab Ayat 28يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ إِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ ٱلْحَيَوٰةَ ٱلدُّنْيَا وَزِينَتَهَا فَتَعَالَيْنَ أُمَتِّعْكُنَّ وَأُسَرِّحْكُنَّ سَرَاحًا جَمِيلًاArab-Latin Yā ayyuhan-nabiyyu qul li`azwājika ing kuntunna turidnal-ḥayātad-dun-yā wa zīnatahā fa ta'ālaina umatti'kunna wa usarriḥkunna sarāḥan jamīlāArtinya Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu "Jika kamu sekalian menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut'ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang Al-Ahzab Ayat 29وَإِن كُنتُنَّ تُرِدْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ فَإِنَّ ٱللَّهَ أَعَدَّ لِلْمُحْسِنَٰتِ مِنكُنَّ أَجْرًا عَظِيمًاArab-Latin Wa ing kuntunna turidnallāha wa rasụlahụ wad-dāral-ākhirata fa innallāha a'adda lil-muḥsināti mingkunna ajran 'aẓīmāArtinya Dan jika kamu sekalian menghendaki keridhaan Allah dan Rasulnya-Nya serta kesenangan di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik diantaramu pahala yang bin Abdullah meriwayatkan, "Lalu, Nabi mendatangi 'Aisyah."Disebutkan, bahwa Rasulullah SAW mengatakan kepada istrinya, Aisyah akan turunnya ayat ini. Beliau berpesan agar ia tidak tergesa-gesa dalam memberikan kemudian berkata, "Apakah dalam memilih engkau aku harus meminta pendapat kepada kedua orang tuaku?" tanya Aisyah. Dan kemudian ia menjawab tegas, "Aku memilih Allah, Rasul-Nya dan negeri akhirat."Rasulullah SAW kemudian menyampaikan, "Tidaklah seorang pun dari mereka yang bertanya, melainkan aku akan memberikan jawabannya."Jabir menutup penuturannya sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dengan menyampaikan sabda Rasulullah SAW "Sesungguhnya Allah SWT tidak mengutusku sebagai seorang yang menyusahkan ataupun menjerumuskan orang lain pada kesusahan," pungkas beliau, "Allah mengutusku sebagai pemberi pelajaran dan kemudahan." Simak Video "Motif Suami Bunuh Istri di Kebun Karet Prabumulih" [GambasVideo 20detik] dvs/erd
antara nafkah istri dan uang belanja muslimah corner